Resensi Buku: Tentang Cinta
Judul :
Tentang Cinta
Penulis : Naura Laily
Penerbit : Bukune
Tahun Terbit : 2012
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal Buku : iv +224 halaman
Harga :
Rp 31.000
Novel ini merupakan karya pertama dari seorang Naura
Laily. Penulis yang hobi ngemil dan memiliki begitu banyak mimpi, diantaranya
adalah berbelanja di Grand Bazaar (Turki) dan menginap di Burj al-arab (Uni
Emirat Arab).
Kisah dalam novel ini berpusat pada kehidupan cinta tiga
wanita yang bersahabat semenjak duduk di bangku kuliah, Fanny, Rika, dan Alin. Walaupun
begitu, mereka memiliki kisah cinta masing-masing yang saling berbeda satu sama
lain. Fanny yang mempertanyakan kelanjutan hubungannya dengan Theo, pria yang
sudah dua tahun menjalin kasih dengannya. Rika yang harus segera move on dan mengubur
impiannya untuk melanjut ke jenjang yang lebih serius dengan Erros, sang arsitek
yang telah melamarnya beberapa saat sebelum maut memisahkan mereka. Serta Alin,
si tajir yang beruntung dalam hal karir dan materi namun sial dalam urusan
asmara karena harus menerima kenyataan bahwa Ditya, kekasihnya hanya
memanfaatkan statusnya saja.
Cerita bergulir tidak hanya seputar kehidupan percintaan
mereka, melainkan konflik-konflik persahabatan antara Fanny dan Alin, serta
kebingungan Rika memposisikan diri diantara kedua sahabatnya. Perseteruan antara
Theo dan Fanny yang membuat Fanny menjadi dekat dengan sosok Bayu, teman sekantornya
yang sudah lama menaruh hati padanya. Dan, Kedekatan Rika dengan Rafa, pria yang
memiliki nasib yang sama dengannya, yaitu ditinggal ‘pergi’ oleh orang yang
dicintai.
Kemampuan penulis dalam memaparkan alur cerita patut
diacungi jempol. Tanpa banyak basa-basi, alur maju-mundur-maju dalam novel ini mengalir dengan sangat simple dan mudah
dimengerti.
Penokohan
yang diciptakan oleh Naura merupakan salah satu favorit saya. Penulis tidak
melakukan penokohan secara berlebihan. Tokoh protagonis dan antagonis di
gambarkan secara realistis. Walaupun sesungguhnya tokoh protagonis sangat
mendominasi cerita ini.
Novel yang terkesan ringan ini mengandung amanat-amanat
yang tidak terkesan menggurui, kita cukup disuruh berpikir sedikit tentang arti
Kehidupan dan Cinta. Hidup yang penuh warna, bukan hidup yang hanya dihiasi
oleh hitam dan putih yang terkesan monoton. Serta cinta, cinta yang membuat
orang berusaha untuk bahagia dan bahkan harus bahagia. Karena itulah fungsinya
cinta.
Yah, pada kenyataanya tak ada kesempurnaan yang mutlak
bagi manusia. Begitu juga untuk novel ini. Ada beberapa permasalahn klasik
dalam dunia nulis menulis yang cukup berperan penting. Kesalahan penulisan. Salah
satunya terdapat pada halaman155, berikut petikannya:
“Teman kamu Nadine atau Eric?”tanya
Fanny ketika membaca kertas kecil yang disematkan pada souvenir berupa
seperangkat alat meni-pedi.
“Eric,”jawab Adi sambil berjalan
berdampingan dengan Fanny menjauhi meja penerima tamu.
Hari sabtu ini, Fanny diajak untuk
menghadiri undangan resepsi pernikahan salah satu teman kerja Theo.
Dari
penggalan cerita diatas terdapat kesalahan penulisan nama Adi, setelah berusaha
mencerna dengan baik, saya menyimpulkan bahwa yang dimaksud oleh penulis adalah
Theo.
Selain
itu juga terdapat beberapa kalimat yang terkesan janggal, seperti penggunaan beberapa
imbuhan –nya dalam kalimat yang sama.
Contoh:
hal 5- “Kertas catatannya yang diletakkan
di atas buku agendanya terlihat penuh dengan tulisan tangannya yang rapi……”
Mungkin
akan lebih baik jika penggunaan imbuhan kata di kalimat yang sama lebih
diperkecil.
Overall,
novel “manis” ini sangat recommended untuk dibaca. Kenapa? Karena tidak ada
alasan untuk tidak membacanya, apalagi setelah beberapa hal-hal menarik yang
saya beberkan diatas. Selain itu, novel ini mengharukan tanpa perlu membuat
kita banjir airmata. Dan, membuat kita ikut bahagia tanpa perlu tertawa
terbahak-bahak.
XOXO
Komentar
Posting Komentar