Kopi Manis: Talking About Happiness
Akhir-akhir ini, happiness lagi
gencar-gencarnya di angkat kembali dalam beberapa issu utama, baik di majalah
seperti Gogirl! edisi Juli 2015 dan juga
buku #88 Love Life-nya Diana Rikasari. Walaupun sebelum itu udah banyak juga ya
buku, film, dan majalah yang menganggat issue ini, sebut saja film The Pursuit of Happyness yang di bintangi
oleh Will Smith, dan buku Life is Simple
karya Desi Anwar.
Pertanyaan pun timbul di benakku, segitu
tidak bahagianya kita sampai issue ini menjadi sesuatu yang penting untuk
dijadikan topik utama? Atau kita sendiri yang membuat diri sendiri untuk sulit
bahagia karena stereotype-stereotype dari kebahagiaan yang kita ciptakan
sendiri?
Jujur, dalam hidupku banyak hal-hal yang
membuat aku masuk dalam kategori tidak bahagia yang sering kita buat sendiri. Sebut
saja, permasalahan keluarga yang tidak masuk dalam kategori normal. Bukan
termasuk orang yang populer ketika sekolah. Tidak tamat kuliah tepat waktu. Sulit mendapat pekerjaan. Tidak
bergelimang harta dan mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Tidak memiliki
fisik sempurna seperti yang di kategorikan pada image wanita cantik. Belum lagi
pertanyaan-pertanyaan beruntun tanpa akhir yang dimana saat ini sedang masuk
pada fase “udah isi?”.
Banyak juga kan? Lalu apa aku merasa
sebagai manusia paling menderita sejagat raya? No! Nah, disini aku mau share
beberapa point yang membuat aku merasa bahagia apapun itu masalahnya.
Grateful
Bersyukur untuk aku saat ini simple
sekali dan sering banget ada kejadian yang bikin aku makin bersyukur. Nggak perlu
tunggu semua keinginan kita terpenuhi baru bisa bersyukur. Cukup hal kecil
seperti, bersyukur ketika suami pulang kerja dan selama sampai rumah. Bersyukur
ketika setiap hari masih bisa menikmati makanan yang enak, bergizi, dan
beraneka ragam.
Mungkin kita sering berpikir kalau
hal-hal itu bukan anugrah, melainkan sesuatu yang wajar saja ada di hidup kita.
Itu sih contoh simple bersyukur versi
aku. Kalau kamu?
Mindset
Umumnya parameter kebahagiaan bagi kita
adalah jika memiliki sesuatu atau jika apa yang kita inginkan terwujud. Pernah
nggak kita mikir kalau apa yang kita tidak miliki, yang sering kita anggap
bukan rezeki kita, justru itulah sebenarnya rezeki dan kebahagiaan kita. Kita
cenderung memberi kategori tertentu untuk bisa merasa bahagia. Coba kita lebih
mempersimple pola pikir kita terhadap kebahagiaan.
Misalnya nih, kita kehilangan gadget
yang merupakan hidup mati kita. Pasti kita sedih, mengutuki orang yang menghilangkan
gadget kita itu. Ketika kita marah, perasaan bahagian pasti bakalan jauh dari
hidup kita. Kenapa kita nggak melihat sisi positifnya aja. Usaha lebih keras
lagi untuk mengumpulkan duit, dan beli gadget baru yang lebih canggih dari
sebelumnya. Selain itu juga berdoa agar orang yang menghilangkan gadget kita
diberi petunjuk kejalan yang benar, agar tidak ada korban seperti kita. Positif
kan. Selain kita menyelamatkan diri kita dari pikiran negative, kita juga
secara tidak langsung berbuat baik untuk banyak orang.
Believe
Banyak hal yang bisa mempengaruhi
perasaan bahagia kita. Tapi Cuma kita yang menentukan apakah kita tetap bahagia
atau tidak. Intinya kita harus punya prinsip sendiri dan percaya akan prinsip itu. Prinsip yang kita
ciptakan dan kita yakini tentang hidup kita. Kalau kita percaya apapun
hal-hal yang akan menghancurkan kebahagiaan kita pasti gagal. Kenapa? Karena kita
tahu apa yang kita hadapi, jalani, dan kita yakin bisa menjalaninya.
Aku selalu percaya dengan setiap masalah
ada pemecahannya, tinggal cari, usaha, sabar, dan yakin.
Me Time
Ya! Ini adalah hal paling ampuh untuk
membuat kita merasa bahagia. Me time dengan sesuatu yang simple dan mungkin
untuk dilakukan sehari-hari.
Me time favoritku di tengah-tengah
aktifitas rutin sebagai ibu rumah tangga tuh banyak sebenarnya. Seperti dandan
walaupun nggak mau kemana-mana. Merawat tubuh dirumah seperti luluran,
maskeran, dan creambath. Coba-coba resep hasil searching di internet. Baca majalah
dan novel. Nonton film-film chickflick dan merhatiin fashion-fashionnya.
Wah! Kalau ngomongin me time sih banyak
banget yah. Itu ngebuktiin banyak banget cara untuk bahagia kan. Next mungkin
aku bakalan bahas khusus tentang me time versi aku.
Well, nggak di pungkiri juga aku sering
marah, menyesal menjadi diri sendiri, dan merasa Tuhan itu nggak adil. Tapi
disaat tenang aku berusaha untuk mengingat dan melakukan hal-hal diatas agar
pikiran-pikiran positif mempengaruhi alam bawah sadarku dan menjauhkanku dari perasaan
tidak bahagia.
Oke. Apapun itu, kita lho yang
menentukan kebahagiaan kita. Ntar kita chit chat lagi tentang happiness ya. Yang
ini sampai disini dulu.
XOXO
Komentar
Posting Komentar